Sabtu, 20 November 2010
QURBAN YANG MENDEKATKAN
Kata "Qurban" bukan "Korban" memiliki kaitan dengan kata-kata bahasa arab
YAQRABU yang artinya Mendekatkan.
QARABAAN/QURBAN artinya Benda/alat (sarana) yang di pakai untuk mendekatkan.
AQRAB bermakna sudah dekat.
QARIB artinya Sangat dekat.
seperti pada kata "Teman Karib" atau "Sahabat Akrab".
TAQRABU artinya Engkau Dekati.
TAQARRUB bermakna saling Mendekatkan.
Nah, bukankah kita sudah sangat akrab atau karib dengan kata2 tersebut ? :)
Ternyata ke semua kata tersebut memberikan inspirasi bahwa "ibadah Qurban bukan semata-mata menyembelih hewan Qurban dan membagi-bagikan dagingnya pada orang fakir miskin dan lainnya saja".ada makna khusus sebagai nasihat atau hikmah bagi kita semua sebagai hamba Allah yang ingin selalu dekat kepada-Nya dan kepada Sesama Manusia.
(Ust. H. Aus Hidayat Nur)
Kamis, 07 Oktober 2010
Syawal 1429 H
Alhamdullilah setelah tahun ini kita memulai ibadah puasa di bulan suci Ramadhan 1429 H, hampir serempak. tapi masih ada juga yang beda, tetapi ini nyleneh aja sih. Nah, kalo sudah hari gini, tentunya pertanyaan akan berada diseputar kapan kita bisa merayakan kemenangan atau sholat ?Iedul Fitri..? Yang pasti adalah tgl 1 Syawwal 1429 H. Kapan sih 1 Syawwal 1429 H..? Hari apa..? Tanggal berapa Masehi?? Keep tuning Bro.
Menurut Tarekat Naqsabandiyah:
Seperti yang kita tahu, terutama buat kamu yang suka mantengin berita di TV, kelompok ini suka nyeleneh sendiri, dalam hal menentukan awal puasa ramadhon dan 1 syawal, nah berikut ini informasi yang kami ambil dari Bimas Islam Depag:
Menurut Safri, penetapan awal Ramadhan yang dia putuskan berdasarkan perhitungan dari sebuah almanak yang disalin dari kitab milik guru tarekat Naqshabandi Syekh H. Abdul Munir. ‘Almanak itu telah saya salin,’ katanya seraya menunjukkan salinan almanak yang ditulis tangan pada dibalik kertas karton kalender masehi. Taqlid utuh kepada’ guru-guru mereka dalam hal berpuasa, danggapnya sudah sesuai dengan ajaran Al-Qur’an. kama kutiba alllazina min qoblikum.., kata terakhir itu diterjemahkan sebagai guru mereka.
Salinan itu ditulis dengan huruf arab melayu (pegon) sebagai almanak untuk mencari awal bulan Arab termasuk bulan Ramadhan. Disebutkan bahwa almanak ini disebutnya sebagai bilangan taqwim. Beberapa huruf pada nama hari digabungkan sedemikan rupa sehingga membentuk bulan, begitu pula nama huruf pada bulan maka himpunannya menadi tahun. Begitulah seterusnya penghisaban bilangan angka itu sampai hari kiamat.
Jadi menurut almanak ini, ‘jika awal puasa tahun lalu hari Selasa, maka pada tahun ini hari Sabtu, dan pada tahun depan hari Kamis,’ ujarnya. Adapun hari raya Idul Fitri 1429 H, menurut Safri, akan jatuh pada hari : Senin, 29 September 2008. ‘Kami puasa selama 30 hari,’ ujarnya lagi.
Menurut Hisab / Perhitungan
Menurut para ahli hisab (hisab astronomi, bukan hisab rokok!), dengan menggunakan kriteria perhitungan odeh, maka:
- Sangat tidak mungkin daerah yang berada di bawah arsiran MERAH dapat menyaksikan hilal, sebab pada saat itu bulan? terbenam lebih dulu sebelum matahari terbenam atau ijtimak lokal (topocentric conjunction) terjadi setelah matahari terbenam.
- Daerah yang berada pada area BIRU TUA (tak berarsiran) juga tidak memiliki peluang menyaksikan hilal walaupun menggunakan peralatan optik (binokuler/teropong) sekalipun, sebab kedudukan hilal masih sangat rendah ( <6? ) dan terang cakram bulan masih terlalu kecil sehingga cahaya hilal tidak mungkin teramati.
- Hilal baru mungkin dapat teramati menggunakan peralatan optik pada area di bawah arsiran BIRU MUDA. Pada area ini pun masih sangat sulit karena dibutuhkan kondisi langit yang sangat cerah terutama di langit Barat.
- Wilayah yang berada dalam arsiran UNGU hanya dapat menyaksikan hilal menggunakan peralatan optik sedangkan untuk melihat langsung dengan mata diperlukan kondisi cuaca yang sangat cerah dan ketelitian pengamatan.
- Hilal dengan mudah dapat disaksikan pada area di bawah arsiran HIJAU baik menggunakan mata langsung maupun terlebih menggunakan peralatan optik dengan syarat kondisi udara dan cuaca cukup baik.
- Peta ini dibuat dan hanya berlaku untuk daerah 60? Lintang Utara sampai 60? Lintang Selatan.
Andre Danjon, seorang astronom Perancis pada 1930-an menyimpulkan bahwa Hilal tidak akan dapat diamati jika jarak minimum elongasi Bulan dan Matahari kurang dari 7?.
Melihat lokasi Indonesia menurut peta visibilitas di atas, jika Limit Danjon diberlakukan?? maka seluruh wilayah Indonesia mustahil dapat melihat hilal pada hari pertama terjadinya Ijtimak (29/9) setelah matahari terbenam. Dengan demikian istikmal dan awal bulan jatuh pada:
Pemerintah RI melalui pertemuan Menteri-menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS) menetapkan kriteria yang disebut Imkanurrukyah yang dipakai secara resmi untuk penentuan awal bulan bulan pada? Kalender Islam negara-negara tersebut yang menyatakan :
Hilal dianggap terlihat? dan keesokannya ditetapkan sebagai awal bulan Hijriyah berikutnya apabila memenuhi salah satu syarat-syarat berikut:
- Ketika matahari terbenam, ketinggian bulan di atas horison tidak kurang dari 2? dan
- Jarak lengkung bulan-matahari (sudut elongasi) tidak kurang dari 3?. Atau
- Ketika bulan terbenam, umur bulan tidak kurang dari 8 jam selepas ijtimak berlaku.
Kriteria Wujudul Hilal dalam penentuan awal bulan Hijriyah? menyatakan? bahwa : “Jika setelah terjadi ijtimak, bulan terbenam setelah terbenamnya matahari maka malam itu? ditetapkan sebagai awal bulan Hijriyah tanpa melihat berapapun sudut ketinggian bulan saat matahari terbenam.
Universal Hejri Calendar (UHC) merupakan Kalender Hijriyah Global usulan dari Komite Mawaqit dari Arab Union for Astronomy and Space Sciences (AUASS) berdasarkan hasil Konferensi Ke-2 Atronomi Islam di Amman Jordania pada tahun 2001. Kalender universal ini membagi wilayah dunia menjadi 2 region sehingga sering disebut Bizonal Hejri Calendar. Zona Timur meliputi? 180? BT ~ 20? BB sedangkan Zona Barat meliputi 20? BB ~ Benua Amerika. Adapun kriteria yang digunakan tetap mengacu pada visibilitas hilal (Limit Danjon).
Baik zona Timur maupun Barat sama-sama tidak berpeluang untuk berhasil? rukyat pada hari pertama terjadinya Ijtimak walau menggunakan peralatan optik sekalipun. Dengan demikian awal bulan di masing-masing zona akan jatuh pada :
Kurangnya pemahaman terhadap perkembangan dan modernisasi ilmu falak yang dimiliki oleh para perukyat sering menyebabkan terjadinya kesalahan identifikasi terhadap obyek yang disebut “hilal” baik berupa kasus “SALAH YANG DILIHAT” maupun “BOHONG YANG DILIHAT”. Klaim terhadap kenampakan hilal oleh seeorang atau kelompok perukyat pada saat hilal masih berada di bawah “limit visibilitas” atau bahkan saat hilal sudah di bawah ufuk sering terjadi.? Sudah bukan berita baru lagi bahwa Saudi kerap kali melakukan istbat terhadap laporan rukyat yang “kontroversi” karena kasus tersebut.
Kalender Ummul Qura’ :
Kalender ini digunakan Saudi bagi kepentingan publik non ibadah. Kriteria yang digunakan adalah “Telah terjadi ijtimak dan bulan terbenam setelah matahari terbenam di Makkah” maka sore itu dinyatakan sebagai awal bulan baru.
Rukyatul hilal digunakan Saudi khusus untuk penentuan bulan awal Ramadhan, Syawal dan Zulhijjah. Kaidahnya sederhana “Jika ada laporan rukyat dari seorang atau lebih pengamat/saksi yang dianggap jujur dan bersedia disumpah maka sudah cukup sebagai dasar untuk menentukan awal bulan tanpa perlu perlu dilakukan uji sains terhadap kebenaran laporan tersebut”.
Seperti kita ketahui secara resmi Indonesia bersama Malaysia, Brunei dan Singapura lewat pertemuan Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS) telah menyepakati sebuah kriteria bagi penetapan awal bulan Komariyahnya yang dikenal dengan “Kriteria Imkanurrukyat MABIMS” yaitu umur bulan > 8 jam, tinggi bulan > 2? dan elongasi > 3.
- Rukyatul Hilal berdasarkan kesaksian Perukyat/Qadi serta pengkajian ulang terhadap hasil rukyat. Antara lain masih diakukan oleh negara : Banglades, India, Pakistan, Oman, Maroko dan Trinidad.
- Hisab dengan kriteria bulan terbenam setelah Matahari dengan? diawali ijtimak terlebih dahulu (moonset after sunset). Kriteria ini digunakan oleh? Saudi Arabia pada kalender Ummul Qura namun khusus untuk Ramadhan, Syawwal dan Zulhijjah menggunakan pedoman rukyat.
- Mengikuti Saudi Arabia misalnya negara : Qatar, Kuwait, Emirat Arab, Bahrain, Yaman dan Turki, Iraq, Yordania,Palestina, Libanon dan Sudan.
- Hisab bulan terbenam minimal 5 menit setelah matahari terbenam dan terjadi setelah ijtimak? digunakan oleh Mesir.
- Menunggu berita dari negeri tetangga –> diadopsi oleh Selandia Baru? mengikuti? Australia dan Suriname mengikuti negara Guyana.
- Mengikuti negara Muslim yang pertama kali berhasil rukyat? –> Kepulauan Karibia
- Hisab dengan kriteria umur bulan, ketinggian bulan atau selisih waktu terbenamnya bulan dan matahari –> diadopsi oleh Algeria, Tuki dan Tunisia.
- Ijtimak Qablal Fajr atau terjadinya ijtimak sebelum fajar? diadopsi oleh negara Libya.
- Ijtimak terjadi sebelum matahari terbenam di Makkah dan bulan terbenam sesudah matahari terbenam di Makkah –> diadopsi oleh komunitas muslim di Amerika Utara dan Eropa
- Nigeria dan beberapa negara lain tidak tetap menggunakan satu kriteria dan berganti dari tahun ke tahun
- Menggunakan Rukyat : Namibia, Angola, Zimbabwe, Zambia, Mozambique, Botswana, Swaziland dan? Lesotho.
- Jamaah Ahmadiyah, Bohra, Ismailiyah serta beberapa jamaah lainnya masih menggunakan hisab urfi.
Rabu, 21 April 2010
Kelinci Super Sakti
Senin, 19 April 2010
Manusia Oh Manusia
Jumat, 12 Maret 2010
Bicara Dengan Bahasa Hati
Tak ada musuh yang tak dapat ditaklukkan oleh cinta. Tak ada penyakit yang tak dapat disembuhkan oleh kasih sayang. Tak ada permusuhan yang tak dapat dimaafkan oleh ketulusan. Tak ada kesulitan yang tak dapat dipecahkan oleh ketekunan. Tak ada batu keras yang tak dapat dipecahkan oleh kesabaran. Semua itu haruslah berasal dari hati anda.
Bicaralah dengan bahasa hati, maka akan sampai ke hati pula. Kesuksesan bukan semata-mata betapa keras otot dan betapatajam otak anda, namun juga betapa lembut hati anda dalammenjalani segala sesuatunya.Anda tak kan dapat menghentikan tangis seorang bayi hanya dengan merengkuhnya dalam lengan yang kuat. Atau, membujuknya dengan berbagai gula-gula dan kata-kata manis. Anda harus mendekapnya hingga ia merasakan detak jantung yang tenangjauh di dalam dada anda. Mulailah dengan melembutkan hati sebelum memberikannya pada keberhasilan anda.
Selasa, 09 Februari 2010
AL-QUR’AN PENYEJUK QOLBU
Ketahuilah, Al-Qur’an itu mengandung obat segala penyakit qolbu (hati). Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “Wahai manusia, telah datang kepada kalian mauidzhoh (pelajaran) dari Rabb kalian, dan penyembuh apa yang ada dalam hati.” (QS. Yunus : 57).
“ Dan kami turunkan dari Al-Qur’an ini sesuatu yang merupakan penyembuh dan rahmat bagi orang-orang mu’min.” (QS. Al-Isro’ : 82).
Segala penyakit qolbu itu bermuara pada syubhat (kesamaran pemahaman, ed.) dan syahwat (hawa nafsu), dan Al-Qur’an adalah dapat menyembuhkan keduanya.
Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah mengatakan bahwa Al-Qur’an mencakup obat dan rahmat. Dan itu bukan untuk setiap orang, tetapi hanya untuk orang-orang yang beriman (mu’min) yang beriman dengan Al-Qur’an, membenarkan ayat-ayat-Nya dan mengetahui makna-maknanya.
Adapun orang-orang dzalim yang tidak membenarkan atau mengamalkannya, maka ayat-ayat Al-Qur’an itu tidak menambah kepada mereka kecuali kerugian….Maka penyembuhan Al-Qur’an itu mencakup penyembuhan Qolbu dari syubhat, kebodohan, pemikiran-pemikiran yang rusak, penyelewengan dan maksud-maksud (keinginan) yang jelek….Juga mencakup kesembuhan jasmani dari berbagai penyakit.” (Lihat Tafsir As-Sa’di, hal. 465).
Penyakit Syubhat atau kerancuan pemikiran, keragu-raguan terhadap ajaran Islam, ataupun munculnya ajaran-ajaran sesat yang menyelinap dalam qolbu seseorang, tentu menimbulkan sakit walaupun terkadang tidak dirasakan oleh yang bersangkutan. Penyakit subhat ini akan mengakibatkan rusaknya ilmu, penilaian dan pemahaman, sehingga seseorang tidak dapat menilai sesuatu sesuai dengan hakekatnya.
Itu semua dapat disembuhkan dengan Al-Qur’an karena di dalamnya terdapat keterangan dan bukti-bukti nyata lagi pasti. Al-Qur’an menerangkan tauhid, menetapkan adanya hari kebangkitan, dan adanya kenabian, serta membantah pendapat-pendapat yang sesat dan ajaran yang menyimpang.
Al-Qur’an menerangkan semua itu dengan sebaik-baik keterangan, menjelaskannya dengan sejelas-jelas penjelasan, sangat bagus dan indah tiada yang menandingi, mudah di pahami dan di cerna oleh akal. Al-Qur’an merupakan obat hakiki untuk menyembuhkan penyakit-penyakit qolbu.
Sebagai contoh pengalaman seorang pakar filsafat yaitu Al-Fahrurrozi, yang telah mencapai tingkatan paling tinggi di masanya dalam ilmu filsafat. Namun filsafat ternyata sebuah penyakit ganas pada qolbu seseorang yang hanya menimbulkan keraguan pada I’tiqad (keyakinan) seorang muslim lalu menimbulkan kegelisahan pada qolbunya sebagaimana dikatakan bahwa “akhir keadaan ahli filsafat adalah keraguan”.
Ia menyatakan dengan penuh kesadaran : “Saya perhatikan teori-teori ilmu kalam dan metodologi filsafat, saya nilai tidak mampu mengobati orang sakit dan menghilangkan dahaga. Saya melihat jalan yang paling dekat adalah jalan Al-Qur’an ….Dan barang siapa yang mencoba seperti percobaanku, maka ia akan mengetahui sebagaimana yang aku ketahui.”
Penyembuhan dengan Al-Qur’an tergantung pada pemahaman terhadap Al-Qur’an itu sendiri dan pengetahuan terhadap makna-maknanya. Orang yang Allah beri pemahaman, mata hatinya akan melihat yang haq dan yang bathil dengan begitu jelas sebagaimana ia melihat perbedaan siang dan malam.
Adapun penyakit qalbu berupa syahwat dan keinginan hawa nafsu, niat-niat yang rusak, iri, dengki, tamak dan sebagainya. Al-Qur’anpun penuh dengan obat penyakit ini karena di dalamnya terkandung mutiara-mutiara hikmah, nasehat-nasehat yang indah, memberi semangat untuk kebaikan, mengancam dari perbuatan jelek dan mengajak untuk juhud. Al-Qur’an memberikan perumpamaan dan kisah-kisah yang menyiratkan berbagai ibrah (pelajaran) sehingga membuat qolbu mencintai kebenaran dan membenci kesesatan, selalu memiliki keinginan kepada yang baik dan kembali kepada fitrahnya yang suci.
Dengan qolbu yang seperti itu, maka perbuatannya menjadi baik dan dia tidak menerima kecuali yang haq, bagaikan seorang bayi, tidak menerima makanan selain susu. Qolbunya mendapat gizi keimanan dari Al-Qur’an, sehingga menguatkan dan menumbuhkannya, menyenangkan dan membuatnya giat, sehingga menjadikannya semakin kokoh.
Qolbu membutuhkan segala sesuatu yang memberinya manfaat dan melindunginya dari mudharat (bahaya) sebagaimana jasmani membutuhkan segala sesuatu yang memberinya manfaat dan melindunginya dari mudharat. Dengan itu ia akan berkembang menuju kesempurnaan. Tiada jalan menuju kepada kesempurnaan qolbu kecuali dengan Al-Qur’an. Kalaupun ada jalan yang lain, maka itu sangat sedikit dan tidak akan mencapai kesempurnaan.
Wallahu a’lam.
Diringkas dari tulisan Al-Imam Ibnul Qoyyim Al-Jauziyyah dalam kitab Ighotsatul Lahfan. Hal. 50-52. (Majalah Asy-Syari’ah/Vol.I/No. 04/Syawal 1424 H).